Sisa Suara yang Tak Pernah Selesai

Ada cinta yang datang seperti hujan —
tidak diundang, tapi menenangkan.
Dan ada pula cinta yang pergi seperti angin sore —
menyentuh, tapi tak bisa digenggam.

Kau datang pada hidupku seperti senja yang menepati janji.
Tanpa kata, tanpa alasan, hanya keberadaanmu yang membuat semuanya berbeda.
Aku tidak pernah tahu sejak kapan hatiku mulai mengingat namamu tanpa diminta,
tapi setiap kali aku melihat cahaya lembut di jendela sore, aku tahu —
itu caramu berpulang tanpa benar-benar pergi.


Tentang Pertemuan

Kita bertemu di waktu yang salah,
tapi di hati yang tepat.
Aku sedang belajar menata hidup,
sementara kau sedang belajar melupakan masa lalu.

Dunia mempertemukan kita bukan untuk selamanya,
tapi agar kita saling mengingat bahwa kasih bisa lahir dari ketulusan,
meski tanpa rencana, tanpa kepastian, tanpa kata “milik”.

Kita berbicara seperti dua jiwa yang sudah lama mengenal,
seolah pernah hidup dalam kehidupan yang sama di masa yang lain.
Ada kenyamanan yang tidak bisa dijelaskan,
seolah dunia berhenti sejenak untuk memberi kita ruang bernapas.


Tentang Waktu yang Tak Mau Menunggu

Tapi waktu, seperti biasa, tidak berpihak.
Hari-hari menjadi minggu,
minggu menjadi jarak.
Dan perlahan, aku belajar bahwa cinta tidak selalu tumbuh bersamaan —
kadang ia datang lebih dulu pada satu hati, dan tersesat di yang lain.

Kau mulai menjauh dengan alasan yang kupahami tapi tak ingin kudengar.
Aku menatapmu pergi dengan senyum yang kubangun dari kepingan harapan.
Dan dalam keheningan itu, aku tahu:
tidak semua pertemuan ditakdirkan untuk bertahan.


Tentang Rasa yang Tetap Tinggal

Meski langkahmu sudah menjauh,
suaramu masih tinggal di kepalaku.
Meski matamu tak lagi menatap,
bayanganmu masih hidup di dinding waktu.

Aku mencoba melupakan, tapi cinta tidak bisa dihapus seperti kalimat di atas kertas.
Ia menempel di udara, di napas, di setiap subuh yang masih membawa namamu dalam doa.

Kadang, di malam yang sunyi,
aku membayangkan jika segalanya berjalan sedikit berbeda.
Jika saja kau bertahan sedikit lebih lama,
mungkin cinta ini punya bentuk yang lebih nyata daripada kenangan.


Tentang Menerima

Namun akhirnya, aku berhenti menunggu.
Bukan karena lelah, tapi karena sadar bahwa cinta sejati tidak menuntut kepemilikan.
Cinta sejati tidak berteriak minta diakui,
ia hanya berdiri tenang di antara kehilangan dan ketulusan.

Aku mulai berdamai dengan kenyataan bahwa tidak semua orang yang kita cintai akan tinggal.
Sebagian hanya lewat untuk mengajarkan cara mencintai dengan benar.
Sebagian lagi datang untuk mengingatkan bahwa hati bisa sembuh,
meski pernah patah.

Kini, setiap kali aku mengingatmu, aku tidak lagi sedih.
Aku hanya tersenyum,
karena akhirnya aku bisa mengenang tanpa ingin kembali.


Gudang4D: Tempat Cinta dan Waktu Bertemu

Di dalam diriku, ada ruang kecil yang tidak bisa dijelaskan —
tempat di mana semua rasa tersimpan.
Ruang itu seperti Gudang4D,
bukan gudang biasa, tapi tempat di mana cinta bertemu dengan waktu,
di mana kehilangan berubah menjadi pemahaman,
dan di mana aku akhirnya menemukan diriku sendiri.

Di sana, aku menyimpan semua yang pernah kita bagi:
tawa yang tidak pernah usai, tatapan yang tak sempat diucap,
dan doa-doa yang tidak pernah sampai.

Aku tidak ingin menghapusnya.
Aku hanya ingin ia tetap ada, diam, tapi hidup —
seperti lilin kecil yang menjaga gelap agar tidak terasa sepi.


Tentang Melanjutkan

Hidup terus berjalan, seperti sungai yang tidak menoleh ke belakang.
Dan aku pun belajar berjalan tanpa menunggu bayanganmu.
Kini, cinta tidak lagi berarti kepemilikan.
Ia adalah keberanian untuk tetap lembut,
meski dunia pernah membuat hati ini keras.

Cinta bukan tentang siapa yang bertahan,
tapi tentang siapa yang bisa mencintai tanpa syarat,
bahkan ketika cerita itu sudah berakhir.

Baca Juga: Catatan harian tentang kamu yang tak selesai, surat-surat yang tak pernah selesai, antara langit dan laut

Penutup

Aku menulis ini bukan untuk memanggilmu kembali,
tapi untuk mengingat bahwa cinta masih mungkin tumbuh —
meski tanpa balasan,
meski tanpa pertemuan,
meski tanpa nama.

Karena pada akhirnya,
cinta sejati tidak butuh alasan untuk tetap ada.
Ia hanya butuh hati yang berani menerima,
dan kenangan yang cukup hangat untuk dikenang tanpa luka.


on October 24, 2025 by pecinta handal |