Cinta adalah semesta kecil yang berputar di dalam dada manusia.
Ia tidak lahir dari logika, tidak pula tunduk pada waktu.
Kadang, cinta menunggu dalam diam selama bertahun-tahun, seperti laut yang menunggu langit di garis cakrawala — terpisah, tapi saling memantulkan warna yang sama.
Kisah ini bukan tentang awal atau akhir.
Ini tentang dua jiwa yang terus saling mencari, bahkan setelah kehilangan bentuknya.
Tentang Lia dan Rendra, dua nama yang mungkin biasa, tapi memiliki takdir yang tidak pernah selesai.
I. Laut yang Menyimpan Rahasia
Lia selalu datang ke pantai yang sama setiap sore.
Tempat di mana angin membawa suara yang terdengar seperti gumaman seseorang dari masa lalu.
Ia tak tahu mengapa selalu merasa harus kembali ke sana — mungkin karena laut adalah satu-satunya tempat yang masih mengingat Rendra.
Rendra, lelaki yang pernah membuatnya percaya bahwa cinta bukan janji, melainkan perjalanan.
Seseorang yang hilang dalam badai tujuh tahun lalu, meninggalkan kapal dan cerita yang tak pernah selesai.
Tidak ada jasad, tidak ada perpisahan. Hanya gelombang yang terus mengembalikan aroma garam dan kenangan.
Setiap kali ombak pecah di kakinya, Lia merasa Rendra berbicara melalui air.
Bahwa cinta, meski terkubur oleh waktu, tetap bisa bernapas lewat alam.
II. Langit yang Tidak Pernah Sama
Di tempat lain, di ujung waktu yang berbeda, Rendra membuka matanya di dunia yang asing.
Ia tidak tahu bagaimana bisa sampai di sana — seolah hidup kedua diberi tanpa penjelasan.
Ia berjalan di padang luas dengan langit yang terlalu biru, membawa satu rasa yang tak bisa ia hapus: nama Lia.
Setiap kali menatap langit, ia merasa seperti sedang menatap laut.
Mungkin karena di antara keduanya, ada garis tak terlihat yang menyatukan jiwa-jiwa yang pernah berjanji untuk kembali, meski dunia sudah berubah bentuk.
Rendra tidak tahu apakah ia masih hidup, atau hanya roh yang tertinggal di antara dua dimensi.
Tapi ia tahu satu hal — cintanya belum selesai.
III. Takdir yang Berputar
Ada mitos tua di desa pesisir tempat Lia tinggal:
bahwa setiap tujuh tahun sekali, laut akan membuka jalannya sendiri untuk mempertemukan jiwa-jiwa yang belum sempat mengucap selamat tinggal.
Lia tidak mempercayai mitos itu, sampai suatu malam ia bermimpi melihat Rendra duduk di perahu kecil, tersenyum padanya di bawah bulan yang utuh.
Ketika ia terbangun, hatinya berdetak dengan cara yang tidak bisa dijelaskan — seperti sesuatu sedang memanggilnya dari kejauhan.
Malam itu, ia berjalan ke pantai.
Langit dan laut tampak menyatu, dan angin membawa bisikan yang samar tapi nyata:
“Cinta bukan tentang waktu. Cinta adalah keberanian untuk mencoba lagi, bahkan setelah semuanya tenggelam.”
Lia menutup matanya, dan untuk sesaat, dunia berhenti.
IV. Permainan Takdir
Dalam hidup, manusia sering lupa bahwa segala sesuatu punya caranya sendiri untuk kembali.
Lia dan Rendra adalah dua bidak kecil di papan besar bernama nasib.
Setiap langkah, setiap kehilangan, setiap penyesalan, hanyalah bagian dari permainan besar yang disebut kehidupan.
Seperti dalam Gudang4D — tidak ada jaminan kemenangan, tapi selalu ada peluang bagi mereka yang berani percaya.
Cinta pun begitu: tidak pasti, tapi selalu mungkin.
Malam itu, di tengah debur ombak, Lia berdiri di tepi laut.
Sebuah cahaya samar muncul di kejauhan, perlahan mendekat.
Ia pikir itu mimpi, tapi ketika perahu kecil muncul di depan matanya, ia tahu itu nyata.
Di atas perahu, ada seseorang dengan wajah yang tidak asing.
Rendra.
V. Pertemuan yang Tak Terduga
Waktu seakan kehilangan bentuknya.
Lia berjalan mendekat, dan Rendra tersenyum — senyum yang sama seperti dulu.
Tidak ada kata, karena kata tak lagi cukup untuk menampung perasaan yang menyeberangi hidup dan mati.
Ia menyentuh wajahnya; hangat, hidup.
Rendra menggenggam tangannya, dan dalam genggaman itu, semua kenangan seolah kembali:
hari-hari di dermaga, tawa di bawah matahari, dan janji yang pernah mereka bisikkan sebelum badai datang.
“Aku mencari kamu,” kata Rendra akhirnya.
Lia menatapnya lama. “Aku tidak pernah berhenti menunggu.”
VI. Antara Nyata dan Mimpi
Mereka duduk di atas pasir, berbagi keheningan.
Di atas mereka, bintang berjatuhan perlahan seperti serpihan ingatan.
“Bagaimana kamu bisa kembali?” tanya Lia.
Rendra menatap laut yang tenang. “Mungkin karena cinta tahu jalannya sendiri.”
Ia tidak menjelaskan lebih jauh, dan Lia tidak bertanya lagi.
Beberapa hal memang tak perlu dimengerti — cukup dirasakan.
Waktu berjalan lambat malam itu.
Laut tenang, angin lembut, dunia seolah memberi mereka kesempatan untuk menebus kehilangan yang lama.
Namun, sebelum fajar tiba, Lia merasa sesuatu berubah.
Rendra mulai memudar.
Wajahnya perlahan diterpa cahaya, tubuhnya menjadi kabur, seperti kabut yang menipis di pagi hari.
“Aku tidak bisa tinggal,” bisiknya.
Lia menahan air mata. “Jadi ini hanya sementara?”
Rendra mengangguk. “Tapi cinta kita tidak. Ia akan selalu hidup — dalam laut, dalam langit, dalam dirimu.”
Dan ketika matahari pertama muncul di cakrawala, Rendra lenyap bersama cahaya.
VII. Setelah Semua Reda
Lia tidak pernah melihat Rendra lagi, tapi ia tidak lagi menunggu dengan kesedihan.
Ia tahu, cinta yang sejati tidak butuh wujud untuk tetap ada.
Ia bisa merasakannya di setiap angin laut yang berhembus, di setiap ombak yang pecah di kakinya.
Suatu hari, bertahun-tahun kemudian, Lia menulis sebuah buku kecil.
Di halaman terakhir, ia menulis:
“Cinta sejati tidak butuh penjelasan, karena ia tidak pernah berakhir.
Ia hanya berubah menjadi bentuk lain — seperti laut yang selalu kembali ke langit, dan seperti harapan di Gudang4D yang terus berputar, memberi peluang baru bagi mereka yang masih percaya.”
Ia menutup bukunya dengan senyum.
Di luar, langit dan laut kembali menyatu, seperti dua jiwa yang saling memantulkan cahaya.
Baca Juga: Sebuah janji di balik kopi, kala senja di ujung jalan cinta, kisah cinta di balik hujan
VIII. Penutup
Tidak semua cinta bisa dijelaskan.
Beberapa hanya bisa dirasakan lewat halusnya angin, hangatnya matahari, atau debur ombak yang tak pernah bosan datang dan pergi.
Cinta Lia dan Rendra bukan kisah romantis biasa — ia adalah kisah tentang keabadian, tentang keyakinan, tentang dua hati yang berani menembus batas waktu.
Dan seperti semesta yang terus berputar, cinta mereka pun tidak pernah benar-benar berakhir.
Karena di dunia yang penuh kebetulan dan kehilangan ini,
selama masih ada keberanian untuk percaya,
selalu ada kesempatan — seperti roda keberuntungan di Gudang4D —
bahwa cinta, sekali saja, bisa menemukan jalannya pulang.