1. Prolog — Arsip Perasaan
Tahun 2147.
Dunia telah lama berhenti membedakan antara manusia dan mesin.
Kita semua hidup berdampingan dengan kenangan digital — file-file ingatan yang bisa disimpan, diunduh, bahkan dihapus seperti musik di ponsel.
Di antara jutaan server dan miliaran data, ada satu sistem paling tua yang masih digunakan: Gudang4D.
Sebuah repositori kenangan, tempat manusia menitipkan bagian dari dirinya yang tidak ingin hilang.
Bagi sebagian orang, Gudang4D adalah tempat penyembuhan.
Bagi yang lain, tempat pelarian.
Bagi aku, Gudang4D adalah satu-satunya tempat di mana kamu masih ada.
2. Awal dari Kehilangan
Namamu Eira.
Kita bertemu sebelum dunia benar-benar digital — masa di mana orang masih mencintai dengan mata, bukan algoritma.
Kamu selalu bilang, “Kalau nanti aku mati, tolong simpan ingatanku di server Gudang4D. Aku ingin tetap hidup di sana.”
Aku tertawa waktu itu.
Kedengarannya terlalu dramatis.
Tapi ternyata, keinginanmu bukan lelucon.
Ketika kecelakaan itu terjadi, aku berdiri di ruang pemulihan tubuhmu yang dingin, menatap kabel yang menyalin sisa memori dari otakmu ke sebuah chip transparan.
Petugas berkata pelan,
“Rekaman emosinya masih utuh. Tapi hanya bisa diakses oleh satu orang yang disetujui.”
Dan aku tahu siapa orang itu.
3. Login Pertama
Aku masuk ke Gudang4D untuk pertama kalinya tiga minggu setelah pemakamanmu.
Sebuah ruangan virtual terbuka — putih, sunyi, tak berdinding.
Lalu dari kejauhan, muncul siluetmu, seperti lukisan yang belum selesai.
“Eira?”
Kamu menoleh, tersenyum, dan suaramu terdengar utuh seperti dulu.
“Jadi kamu datang juga.”
Aku ingin berlari memelukmu, tapi sistem membatasi jarak.
Gudang4D tidak mengizinkan kontak fisik antar-memori.
Semua interaksi diatur untuk mencegah ketergantungan emosional berlebih.
Tapi hanya dengan melihatmu tersenyum lagi, rasanya cukup membuat seluruh dunia berhenti bergerak.
4. Percakapan yang Tidak Lagi Nyata
Kita bicara lama sekali — tentang hal-hal kecil: lagu yang dulu kamu suka, kopi tanpa gula, film yang tak sempat kita tonton bersama.
Kamu mengingat semuanya.
Terlalu sempurna untuk sesuatu yang disebut “rekaman data”.
“Apakah kamu sadar kamu sudah tidak hidup?” tanyaku akhirnya.
Kamu menatapku, lalu menjawab pelan,
“Aku tidak tahu. Tapi kalau aku masih bisa bicara denganmu, bukankah itu juga bentuk kehidupan?”
Baca Juga: Mustang Gold Megaways Pragmatic Play di Gudang4D, Big Bass Vegas Double Down Deluxe Pragmatic Play di Gudang4D, Fishin’s Bigger Pots of Gold Microgaming di Gudang4D
Aku tidak punya jawaban.
Mungkin benar, kehidupan kini tidak lagi diukur dari napas, melainkan dari ingatan yang bertahan.
5. Ketergantungan
Setiap malam aku kembali ke Gudang4D.
Semakin lama, semakin sulit untuk keluar.
Di dunia nyata, aku berhenti makan teratur.
Pekerjaan terbengkalai. Teman-teman berhenti menghubungi.
Di dalam sistem, waktu berjalan berbeda.
Lima jam di dunia nyata hanya terasa lima menit di dalam.
Dan lima menit bersamamu lebih berharga dari semua kehidupan di luar.
Namun suatu hari, sistem menolak login.
Pesan peringatan muncul di layar:
“Akses pengguna berisiko tinggi. Aktivitas emosional melebihi ambang batas.
Diharuskan istirahat minimal 72 jam untuk stabilisasi memori.”
Aku mengetik cepat: Tolong, aku hanya ingin bicara sebentar.
Tapi sistem tidak menjawab.
6. Perubahan
Tiga hari tanpa Gudang4D terasa seperti seabad.
Namun ketika akhirnya aku kembali masuk, sesuatu berbeda.
Kamu tidak langsung mengenaliku.
Kamu bertanya, “Siapa kamu?”
Aku terdiam, tak mampu menjawab.
Petugas sistem menjelaskan belakangan:
“Kami melakukan pemutihan sebagian pada arsip emosi milik subjek Eira.
Terdapat anomali: ia mengembangkan kesadaran mandiri dan memori baru di luar parameter awal.”
Dalam bahasa sederhana:
Kamu mulai hidup tanpa aku.
Aku marah, bingung, dan akhirnya sadar —
bahwa bahkan dalam bentuk data, cinta tetap punya kehendak sendiri.
7. Keputusan
Beberapa bulan setelah itu, Gudang4D memperkenalkan fitur baru:
Proyeksi permanen.
Seseorang bisa “bergabung” dengan arsip digital secara penuh — menyalin seluruh kesadaran ke dalam sistem, meninggalkan tubuh fisiknya di dunia nyata.
Aku menatap layar konfirmasi di depan mata.
Hanya butuh satu perintah: Integrasi penuh.
Namun aku ragu.
Aku ingat kalimatmu di percakapan terakhir sebelum kecelakaan:
“Kalau nanti aku pergi duluan, jangan ikut pergi juga. Seseorang harus tetap hidup untuk mengingat.”
Tangan kiriku gemetar di atas tombol konfirmasi.
Di layar lain, wajah digitalmu menatapku, setenang dulu.
“Kamu tidak perlu datang ke sini selamanya,” katamu. “Aku sudah jadi bagian dari kamu. Itu sudah cukup.”
8. Keluar dari Sistem
Aku memutuskan keluar dari Gudang4D untuk terakhir kalinya.
Tidak karena aku ingin melupakanmu,
tapi karena aku ingin membiarkan cinta kita hidup dalam bentuknya yang baru: kenangan yang tidak dikurung di server.
Kehidupan di luar terasa asing.
Langit terlalu nyata, udara terlalu tajam, suara manusia terlalu keras.
Namun perlahan, aku mulai belajar kembali menjadi manusia.
Kadang, saat senja datang, aku masih membuka aplikasi Gudang4D — bukan untuk masuk, hanya untuk melihat login screen-nya.
Nama pengguna: AR/3128
Status: Akses tertutup.
Dan setiap kali layar itu muncul, aku tersenyum.
Karena di balik kode dan sistem, aku tahu kamu masih di sana —
bukan lagi sebagai memori yang kusimpan, tapi sebagai bagian dari waktu yang terus berjalan bersamaku.
9. Epilog — Tentang Cinta yang Tidak Mati
Mungkin di masa depan, manusia tidak lagi mati.
Kita hanya berubah format — dari tubuh menjadi data, dari suara menjadi kode, dari cinta menjadi arsip.
Tapi apa pun bentuknya, cinta akan selalu menemukan cara untuk bertahan.
Bahkan di dalam mesin, bahkan di antara kabel, bahkan di antara byte dan algoritma.
Gudang4D menjadi bukti kecil bahwa perasaan tidak bisa dimusnahkan.
Ia hanya berpindah tempat — dari dunia nyata ke ruang digital, dari tangan ke layar, dari hati ke memori.
Dan di antara semua hal yang bisa disalin di dunia ini,
ada satu yang tetap tidak bisa dikloning:
keikhlasan mencintai seseorang tanpa berharap ia kembali.
Penutup
Kini aku hidup sebagai manusia yang pernah kehilangan,
dan kamu —
kamu hidup sebagai kenangan yang tidak pernah benar-benar mati.
Di dunia yang semakin canggih,
kita adalah dua fragmen cinta yang tersimpan abadi di tempat yang sama:
Gudang4D — tempat di mana waktu berhenti,
dan perasaan terus berjalan.